Archive for the ‘Save Our Planet’ Category

Journal of IPB Green Living Movement – Chapter 1

Pada akhir Juli lalu, tim IPB berhasil meraih juara 1 tingkat nasional dalam kompetisi Kompas Kampus Green Living and Youth Creativity. tim IPB yang mengatasnamakan IPB Green Living Movement ini telah menembus berbagai seleksi yang cukup panjang sejak bulan April silam dan telah menyisihkan tim-tim lain dari universitas-universitas terkemuka di Indonesia.

Nah, mungkin masih banyak yang engga tau sebenernya apa sih IPB Green Living Movement itu? apa aja sih yang mereka lakukan? buat yang pengen tahu, let’s read this post! ^^

IPB Green Living Movement (IGLM) adalah suatu program lingkungan berkelanjutan yang diinisiasikan oleh (lebih…)

Another Greatest Champion (+ Togetherness)

Last Sunday, Me and my friends as IPB Green Living Movement Team (IGLM) attended Awaring Day of Kompas Kampus Green Living and Youth Creativity in XXI Lounge, Plaza Senayan. I was so happy when I got the invitation from Kompas.There are so many reasons why I was so happy, First, I will meet my team (again) since we worked together with them for IGLM. I can call it as a small reunion. 🙂 Second, This competition is my first national competition which I took position as a team-leader then I have to work in big-team and big project, so it’s very challenging for me. Third, It’s time to show to the people that our beloved green campus to all .. Actually, I don’t think about to winning this competition too much, because what I have done for this event is not only about how to win, but how to give real impact to the others. am I right? Beside of that, I gotso many lessons on how to be a good leader in a team.

Around 10 am, I left from Darmaga to Plaza Senayan with 14 persons, there are Namira, Huda, Dholi, Fajar, Dean, Irma, Ka Cahyo, Mas Dayat, Resti, Lita, Widya, Cipi,  Wenes, Rommy, and  Hendra. At first, we get lost in finding Plaza Senayan, we entered wrong mall. hahaha. But fortunately, we arrived on time.

The concept of the Awarding is standing party (gosh, I cannot stand up in long-long time). When the awarding has started by opening from MC. I sat down and listened to them (they were so talkative). The event included games, music show, door prize, and also.. announcement of the winner. Beside IPB as finalist of the competition, (lebih…)

Excitement of Eco-Monopoly in the Evening Dialogue at RRI

Excitement of Eco-Monopoly in the Evening Dialogue at RRI
http://news.ipb.ac.id
Posted by admin on 10 June 2011
Her full name is Anissa Hasanah, a student of the Department of Landscapes Architecture,
Faculty of Agriculture, IPB. She is the “Top 4 Indonesia Bayer Young Environmental Envoy”
and the Indonesian Representative of Environment on “Bayer Young Environmental Envoy
2010 in Leverkusen, Germany” with the work of “Eco-Monopoly”. In celebrating (lebih…)

Want to know more about EcoMonopoly?

Just search in Google with keyword : Annisa Hasanah EcoMonopoly. 🙂

Budaya Indonesia = Budaya Penghasil Sampah?

Sedih. Sedih sekali.

Di zaman modern seperti sekarang, saya masih saja melihat ‘tangan-tangan’ manusia yang menganggap lingkungan sekitar seperti tempat pembuangan yang bisa mereka gunakan sesuka hati. Selama tidak merugikan buat dirinya, maka lingkungan terus dijadikan kambing hitam.

Rasanya sedih, sedih sekali.

Inilah pemandangan sehari-hari yang saya lihat.

Saya naik angkot, duduk di salah satu sudut. Melihat seorang bapak sedang asyik memakan snack yang dibungkus plastik, setelah puas makan, tangannya bersiap-siap untuk membuang plastiknya ke jalanan lewat jendela mobil. Plok. Plastik pun jatuh di jalan, lalu diinjak-injak oleh mobil-mobil yang lewat.

Tak tahan melihat ‘pemandangan’ tidak mengenakan di dalam angkot, tatapan saya beralih ke luar jendela. Saya melihat ada seorang wanita sedang meminum the dalam gelas plastik di dekat warung eceran. Setelah minuman itu habis, gelas pun dengan cepat sudah melayang ke udara dan jatuhlah di atas tanah gersang dekat warung tersebut. Tanpa rasa bersalah, wanita itu pun pergi meninggalkan warung itu.

(lebih…)

Carbon Tracker-EcoMonopoly Implementation

On February 13th, My friends and I have implemented EcoMonopoly project successfuly. I created a team which is called EcoFun Community. We worked together to educate children in funways. Beside me, there are Edwina, Namira, Andra, Icca, Jihan, and Ondo. They became tutor for the kids.

This projects was also helped by Ka Cahyo and Mbak Citra for documentation, thanks a lot you both! ^^

This new project had different concept than the older project. I got new idea to create big size of EcoMonopoly. The theme of EcoMonopoly is also new version, it’s about measuring our carbon track in this planet.

EcoMonopoly teach children about many things related to environment such as National Park, Fauna, FLora, and example of environmental small activities that can be done in our daily life.

I printed the board in 3 x 3 meters. I had to wait around 5 hours until the board already printed. This new EcoMonopoly focused on environmental behavior of the players. Usually Monopoly game use pawn, and this Carbon-Track-EcoMonopoy (CTE) use human as a pawn, so the players will be the pawn of themselves, interesting right?

Also, the old Monopoly uses fake tress, if the players wants to plant a tress over the board, this CTE uses real trees, I prepared tree plants.

I invited around 27 kids from SDN Babakan Darmaga, this school is near to my campus. This school also still haven’t environmental subject. They were so happy at the day of implementation.

I asked them to be honest when they were answering environmental questions which are provided from the cards. If they are doing go green, their carbon will be less, if they’re not, they will get more carbon. ^^

The implementation was located in Gladiator IPB. Besides asking-answering, they also tried to plant trees while the simulation.

During the simulation, two reporters from Koran Kampus came and asked whether they can have short interview about this project, I was so delighted to accept the offer, 🙂

At the end of the game, I asked them to take care the plants, in the future we will see them grow.. they were so exciting, I’m so happy that my project has done happily. I hope from this project, the kids will be new environmental heroes! I hope so!

check this picture :

Save Our Planet start from now on!

Membuang Sampah

Prinsip saya untuk lingkungan adalah Menyelamatkan lingkungan dengan hal-hal yang saya mampu dimulai dari aktivitas kecil.

contohnya saja dalam membuang sampah.

Sampah ini merupakan benda sangat krusial keberadaannya dalam kualitas lingkungan hidup kita ini. terkadang kita sendiri lupa akan apa yang sduah kita buang dan bagaimana dampaknya terhadap bumi ini. Sampah pun bisa menjadi sumber bencana, seperti banjir, longsor, dll. bisa anda bayangkan jika anda membaca koran bahwa ada satu keluarga yang tewas karena rumahnya tertimbun sampah? ironis sekali sekaligus menjadi bahan pembelajaran untuk kita bahwa apa yang kita buang seharusnya dibuang ke tempat yang benar.

Di sisi lain, mengubah kebiasaan seseorang dalam menangani sampah tidaklah perkaran yang mudah. Khususnya di Indonesia. tidak usah jauh2, hal ini saya rasakan di dalam keluarga saya sendiri. ketika saya melihat praktik pengolahan sampah di Jerman, saya sungguh takjub bahwa seluruh masyarakat ikut berkecimpung dalam penanganan sampah ini. disana ada satu perusahaan yang khusus mengolah sampah, dan warga2 harus membuang sampah-sampahnya ke kantor itu untuk diolah kembali. saya menyaksikan langsung bagaimana warga lokal datang dengan mobilnya, lalu membuka bagasinya yang isinya boks-boks sampah, lalu membuangnya ke kontainer yang disediakan, kontainernya juga punya banyak kategori, seperti sampah organik, elektronik, kardus, dll.  (see on youtube for the video :http://www.youtube.com/watch?v=A5RbdAJWHlI ).

dari pemandangan yang saya lihat ini, saya terinspirasi bahwa sampah memang harus dikembalikan ke tempat yang sesuai, SUNGAI bukanlah tempat sampah,

Jujur saja, dahulu kala keluarga saya membuang sampah di kali dekat rumah, entah dr mana kebiasaan itu muncul, tidak hanya keluarga saya saja tetapi juga oelh warga rumah dekat situ, saya sendiri cukup menyesal ketika saya sadar keluarga saya berperilaku tidak baik dalam menangani sampah, tidak ada TPS terdekat di rumah, ada juga TPS yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah saya, terbilang cukup jauh untuk kesana jika sambil membawa kantong-kantong sampah yang cukup berat.  lebih disayangkan lagi, warga yang tinggal lebih dekat dengan TPS dibandingkan dengan rumah saya juga masih ada yang membuang sampah ke kali yang hanya berjarak 50 meter dari TPS. sungguh menyedihkan..

Namun belum terlambat bagi saya untuk mengubah ini semua, saya mulai dengan mengubah kebiasaan keluarga saya, Hingga pada tahun 2009 lalu,  saya mencoba menerapkan cara penanganan sampah. saya berpikir setidaknya bagaimana keluarga saya tidak membuang sampah ke kali lagi. saya mendapat inspirasi ketika saya mengikuti forum EcoIndonesia, kebetulan saat itu sedang sharing tentang penanganan sampah.

Ada salah satu cara unik dalam memisahkan sampah untuk rumah tangga.yang diperlukan hanyalah gantungan baju panjang yang biasa dipasang dibalik pintu dan kresek bekas.Gantungan itu dipasang di dapur dan dipasangkan beberapa kresek. kresek itu dapat dikategorikan sebagai sampah basah atau kering, atau bisa juga sampah organik dan anorganik,

saya mencoba menerapkan cara ini di rumah, saya membagi sampah menjadi tiga : sampah organik, sampah anorganik yang tidak bisa dijual, dan sampah anorganik yang bisa dijual kembali. nantinya sampah yang dapat dijual saya serahkan ke tukang loka dekat rumah untuk menjadi uang. dan sampah lainnya dibuang ke TPS. rencana saya juga ingin membuat sampah organik menjadi kompos, namun sampai sekarang belum bisa direalisasikan.

lalu sampah lainnya yang akan dibuang ke TPS dikumpulkan dahulu, lalu jika sudah banyak, saya pergi ke TPS. pada awalnya saya mengangkut sampah2 dari rumah ke TPS dengan jalan kaki, lumayan capek sih, apalagi kalo bawa sampah basah. tapi saya terus berpikir bahwa usaha saya ini bisa menyelamatkan lingkungan meski dampaknya tidak terlalu besar. kadang saya buang sampah sambil saya jogging di pagi hari, mampir dulu ke TPS, hehe. kadang juga saya ke TPS di siang bolong, kadang juga kalo mau pergi ke kampus saya membawa sampah, saya enjoy sekali menjalaninya, tidak ada rasa mengeluh, tidak ada rasa menyesal..  saya berharap warga sekitar bisa ikut langkah yang saya ambil.. hopefully, 🙂

baru hari ini, ternyata sepeda saya sudah bisa digunakan kembali, alhamdulilah. akhirnya hr ini saya mengangkut sampah dengan sepeda kesayangan saya.. ^^ senang sekali rasanya bisa menyelamatkan lingkungan sambil melakukan kegiatan sehari-hari, yuk kita sama2 memulai dengan hal-hal kecil.. mungkin awalnya terasa berat tapi lama2 menyenangkan kok.. ^^

GO GREEN for SAVING OUR PLANET!