Pada akhir Juli lalu, tim IPB berhasil meraih juara 1 tingkat nasional dalam kompetisi Kompas Kampus Green Living and Youth Creativity. tim IPB yang mengatasnamakan IPB Green Living Movement ini telah menembus berbagai seleksi yang cukup panjang sejak bulan April silam dan telah menyisihkan tim-tim lain dari universitas-universitas terkemuka di Indonesia.

Nah, mungkin masih banyak yang engga tau sebenernya apa sih IPB Green Living Movement itu? apa aja sih yang mereka lakukan? buat yang pengen tahu, let’s read this post! ^^

IPB Green Living Movement (IGLM) adalah suatu program lingkungan berkelanjutan yang diinisiasikan oleh para mahasiswa IPB dari berbagai organisasi dan komunitas yang berada di dalam kampus dengan mengangkat konsep ‘green living’ atau lebih spesifiknya menciptakan gaya hidup ramah lingkungan dengan pengurangan kemasan sekali pakai. IPB Green Living Movement ini diajukan ke dalam kompetisi yang disponsori oleh Kompas dan Tupperware tersebut, diawali dari pembuatan proposal dan alhamdulilah tim IGLM berhasil lolos 2 besar tingkat Jabodetabek, dan kami wajib mengimplementasikan konsep yang telah diangkat.

Official Logo – IPB Green Living Movement

Pada awalnya, tim IGLM ini hanya berjumlahkan 10 orang, diantaranya saya, Namira, Rosi, Ka Cahyo, Ondo, Mbak Citra, Jihan, Winda, Cipi, dan Rommy.  Tapi, seiring dengan berjalannya waktu dan mengingat kita butuh banyak sumberdaya dalam pengembangan konsep dan pelaksanaan teknis, maka jumlah anggota bertambah hingga 70 orang! tambahan anggota ini bisa dibilang sebagai volunteer (walau sampai sekarang saya sendiri menganggap semua yang terlibat adalah panitia, hehe). Volunteer ini berasal dari berbagai komunitas di IPB diantaranya Pejuang Lingkungan , KS beriman, BEM KM IPB bidang Sosial Lingkungan, Bike To Campus, Pramuka, dan last but not least EcoFun Community. 😀

Konsep utama dari acara kita ini adalah menyamakan persepsi antara produsen (pedagang) dan konsumen (mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar kampus) terhadap pengurangan kemasan sekali pakai, seperti kantong plastik, styrofoam dan botol plastik. Konsep ini didasari oleh masih banyaknya orang yang belum ada kesamaan persepsi dalam mengurangi kemasan sekali pakai. Banyak sekali implementasi green living hanya sepihak dan tidak saling mendukung. Contohnya saja, di saat si konsumen ingin mengurangi plastik, si produsen justru segan untuk tidak memberikan kantong plastik. Ada pula, misal si produsen ingin mengurangi plastik, tetapi konsumen justru ingin mengkonsumsi kantong plastik. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kedua belah pihak ini dapat memahami satu sama lain sehingga pengurangan kemasan sekali pakai dapat dilakukan secara sadar dan seimbang. Sebetulnya hal-hal seperti ini terlihat sepele, namun jika persepsi masyarakat yang tidak imbang ini terjadi terus menerus sampai generasi ke depan, maka dampak kerusakan lingkungan pun akan besar sekali. It’s very dangerous and uncommfortable if we live in a future-world with tonnes of plastic waste. We will live in such a dirty planet that cause from humans (and it’s us!) as the smartest creatures in this planet. Is that contrast?

Lalu, Konsep kegiatan kami ini juga tidak hanya menunjukkan ‘green living‘ sebagai suatu keuntungan bernilai environmentalis saja, tetapi juga bernilai ekonomi. Disini kami akan mensosialisasikan nilai ekonomis dari pengurangan kemasan sekali pakai kepada para pedagang. Kami target kegiatan kami ini bukanlah seseorang dengan idealisme tinggi dalam lingkungan seperti para akttivis atau mahasiswa yang peduli lingkungan. Oleh karena itu, kami butuh suatu pendekatan lain yang bisa menguntungkan pihak pedagang. 🙂

It’s very dangerous and uncommfortable if we live in a future-world with tonnes of plastic waste. We will live in such a dirty planet that cause from humans (and it’s us!) as the smartest creatures in this planet. Is that contrast?

Langkah awal yang kami lakukan setelah tim IPB lolos dua besar adalah memulai pre-project dari konsep yang telah diajukan yaitu sosialisasi green living dan green labelling yang dilakukan oleh divisi Warungers. Selain itu juga, kita memulai untuk menyusun publikasi kegiatan dan pembagian kerja. kegiatan IGLM ini terbagi menjadi 3 tahap : Pre-Acara(Mei-Juni 2011), Acara Puncak hari 1 (10 Juni 2011), Acara Puncak hari 2 (11 Juni 2011). Pre-Acara dan Acara Puncak hari 1 ini akan banyak berisikan konten tentang konsep ‘green living yang telah kita ajukan. Puncak Acara hari ke-2 ini lebih berisi event-event yang disiapkan oleh Kompas dan Tupperware, tapi masih terkait Green Living juga tentunya. Acara puncak diadakan di Gedung Graha Widya Wisuda, IPB 🙂

Poster Kegiatan IPB Green Living Movement

Selama Pre-Acara, Tim Warungers telah beberapa kali melakukan survey ke beberapa warung yang dijadikan sebagai model percontohan Green Labelling, diantaranya Warung Dahlia, Warung Seruni, Warung Ijo, Warung Alfin Jaya, dan Warung Barokah. Semua warung ini terletak di area kampus. Warung ini ditawarkan untuk mendapat green labelling. Arti green labelling ini bisa diukur dari kesiapan warung untuk memulai pengurangan kantong plastik selama konsumen berbelanja di warungnya. Misal, pihak warung mulai menawarkan apakah konsumen ingin menerima kantong plastik atau tidak. Ditambah lagi, tim Warungers akan menampilkan kampanye bisu dengan menempelkan stiker-stiker berisi pesan untuk mengurangi kemasan sekali pakai yang terpajang di warung-warung. Selain sosialisasi green labelling, tim IGLM juga telah berhasil menyukseskan hari Lingkungan Hidup se-dunia yang dirayakan pada tanggal 5 Juni. kami telah mengadakan fun-bike  keliling kampus sekaligus kampanye ‘green living‘ dengan Flash Mob. Konsep flash mob yang telah kita adakan tanggal 5 Juni 2011 lalu itu semua volunteer memegang satu botol minum yang tidak sekali pakai. Lalu, kita mencari tempat ramai (saat itu hari Minggu, jalan Bara dan jalan dekat ATM Centre IPB lagi rame-ramenya (cerita lengkap tentang Green Flash Mob akan dibahas disini).

Lanjut ke persiapan acara puncak pertama, dimana acara utama hari pertama adalah Socialization of Green Labelling. Disini kita akan mempertemukan konsumen dengan para warung yang dijadikan model green labelling dalam bentuk talkshow dan sharing. Selain persiapan Green Labelling ini, kita juga memeprsiapkan hal-hal lain yang engga kalah penting seperti logistik, dokumentasi, dekorasi,dan konsumsi. FYI, saya pribadi telah membuat kesepakatan dengan teman-teman tim untuk berkomitmen dalam penerapa gaya hidup ramah lingkungan selama acara (harapannya setelah acara juga). Rasanya akan tidak berarti bila kita mengkampanyekan ke banyak orang ‘go green!’ or let’s be an environmental-friendly person!‘,  namun kita sendiri tidak menerapkannya ke dunia nyata. So, saya terus berkoar-koar agar tim dapat bekerja dengan prinsip green living. 🙂

And.. We successfully implemented ‘green values’ in every division in IGLM. Sebagai contoh, dari tim dokumentasi dan film, mereka telah menyiapakan sebuah short-film bertema green living dengan setting lokasi kampus IPB. Film ini ditayangkan setelah pembukaan acara hari ke-1. Tujuan penayangan ini adalah agar penonton dapat melihat gambaran lingkungan kampus saat ini dan apa yang bisa kita perbuat untuk mewujudkan green living di kampus (lihat dan download filmnya disini!).

Lalu, dari tim dekorasi, mereka telah merancang suatu ikon raksasa IPB Green Living Movement dengan menggunakan barang bekas seperti kardus bekas dan kertas bekas. Ikon ini dipajang di welcome area dalam GWW. Ikon ini mantap banget buat dijadiin background foto! ^^ selain itu, tim dekorasi juga telah membuat gerbang masuk atau gapura dengan menggunakan botol bekas air mineral kemasan di pintu masuk. Gapura ini juga ga kalah unik loh. 🙂

Giant Logo IGLM

Hari pertama pastinya perlu ada pembukaan. So, kita sudah prepare pembukaan IPB Green Living Movement dengan konsep yang GREEN pula! 😀 disini tim IPB mengundang tim perkusi eksplorasi untuk membuka acara dengan membawakan irama perkusi dari barang-barang bekas seperti Galon, Tong, dll. Selagi mereka bermain, satu orang dari komunitas Bike To Campus akan datang ke panggung sambil membawakan spanduk IPB Green Living Movement untuk dibuka dan menjadi simbol bahwa acara telah dibuka.

Opening by Eksplorasi Percussion

A Moment of Opening Ceremony.. Penyerahan Simbolis Spanduk Acara

(left : Ibu Clara – KS Beriman, Middle-left : Pak Doddy – Lecture, CDA, and environmentalist, middle-right (hidden) : me, and left : member of Bike To Campus).

Spanduk dibuka rame-rame oleh 8 orang diantaranya Pak Bambang Riyanto (Kasubdit Kemahasiswaan IPB), Mbak Mita (Tupperware), Ibu Clara (KS Beriman), Pak Doddy (Dosen IPB-CDA-Aktivis Lingkungan), Ibu Yofi (Dosen IPB), Reza Pahlevi (Presma BEM KM IPB), Mbak Tarrence Pallar (Direktur Marcomm Kompas). Ketika irama perkusi mencapai klimaksnya, MC (Fajar dan Dean) berteriak, “INILAH IPB GREEN LIVING MOVEMENT!”

Applaus meriah pun tergaung di dalam GWW. IPB Green Living Movement telah resmi dibuka!

Here We Are.. IPB Green Living Movement!!!

Setelah pembukaan, Pak Bambang memandu tamu-tamu penting untuk berkeliling melihat expo yang berisi karya kreatif mahasiswa dan masyarakat terkait lingkungan. Produk-produknya diantaranya Aksesoris Kepompong Ulat Sutera Emas, produk cantik daur ulang UKM Pramuka, styrocarpet, miniatur rektorat dari styrofoam dan masih banyak lagi. Engga hanya barang-barang mati saja, kita juga menyajikan expo makanan tradisional yang tidak menggunakan kemasan sekali pakai, ada yang jualan siomay, jualan nasi ayam kremes, dan snack-snack enak.. 🙂

So, What Makes It MORE ‘GREEN’ on 1st Day?

Atmosfer ‘Green Living’ masih belum sampai disitu saja, meski masuk ke acara ini gratis.. tis.. tis.. kita menyiapkan green security di pintu masuk dengan tujuan untuk mengecek apakah pengunjung membawa kemasan sekali pakai, jika memang membawa maka mereka harus meninggalkannya di meja green security. tapi engga perlu khawatir jika merasa kehausan, kita sudah menyiapakan sekitar 10 dispenser plus galon air yang siap untuk pengunjung tanpa dipungut bayaran sama sekali. So, cukup bawa botol minum yang bukan sekali pakai aja kok untuk dateng ke acara ini! ^^

Masuk ke sesi utama, disini lima perwakilan dari warung-warung telah hadir sebagai pembicara, moderatoe acara ini adalah Leo Wibisono Arifin (Mapres IPB 2011), dan pembicara lainnya yaitu Ibu Yofi (Staf Pengajar IPB sekaligus aktivis lingkungan). Meski audience tidak begitu ramai, namun peserta yang hadir cukup terinspirasi dari acara ini. Ada pun seseorang yang bilang bahwa materi yang dibawakan ini cukup down to earth dan tidak muluk-muluk, sederhana tapi bermanfaat nyata. 🙂

Sharing Pemilik Warung kepada Audience.

Pengunjung mengisi botol minumnya dari dispenser air yang telah disiapkan

Masuk ke divisi Konsumsi, kami pun sepakat untuk menyiapkan konsumsi yang tidak memanfaatkan kemasan sekali pakai. So, mengacu pada konsep kami yang juga ingin mengembalikan sisi budaya terdahulu kita yang sering memakai kemasa organik, divisi konsumsi pun menyajika konsumsi secara prasmanan dengan piringnya menggunakan daun pisang atau biasa disebut dengan pincuk. jadi sampah yang dihasilkan ini organik dan mudah terurai ke tanah. Tim Konsumsi pun telah menyediakan ruang makan dengan konsep lesehan. Meja rendah dan karpet hijau telah disiapkan , dekat situ ada juga dispenser, sehingga bagi yang ingin minum bisa langsung mengisi air ke dalam botol minumnya dari dispenser, buat yang engga bawa botol minum, tim konsumsi telah menyiapkan gelas kaca, bukan gelas plastik. Gelas kaca dapat digunakan kembali, sehingga tidak menghasilkan sampah.

.Pak Rimbawan (Direktur Kemahasiswaan IPB) dan Pak Parta (Staf Ditmawa IPB) makan dengan alas daun pisang.

Sekian jurnal IPB Green Living Movement Chapter 1, silahkan berikan komentar dan masukan untuk tulisan ini!

Let’s Go Green by Doing What We Can From The Small Things!

All For Green, Green For All! ^^

– To Be Continued –

Comments on: "Journal of IPB Green Living Movement – Chapter 1" (2)

  1. sri wrinarti said:

    Dear mbak Annisah.
    Saya lihat ada foto pak Rimbawan di sini. Apakah saya bisa minta no HP atau email address pak Rimbawan? Saya adalah temannya saat kuliah di FMIPA Kimia – UI. Kami akan mengadakan reuni sehingga akan menginformasikan adanya acara ini ke pak Rimbawan. Terima kasih.

  2. sevenofcloud said:

    halo ibu sri,
    maaf ibu saya tidak punya keduanya,
    kebetulan hp sy sempat hilang, tapi mungkin ibu bisa mengirim email ke saya di annisa.arl44@gmail.com, nanti saya kirimkan nomor hp teman saya yang dekat dengan pak rim, makasih. 🙂

Tinggalkan komentar